Women Empowerment Project



Memasuki tahun 2019 sebaiknya kita merencanakan aktivitas selama setahun kedepan. Selain aktivitis untuk individu, saya perlu juga untuk merencanakan aktivitis di komunitas kami. Komunitas kami adalah Aksi Indonesia Muda (AIM). Komunitas ini bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat dan Pendidikan informal.


Aksi Indonesia Muda sendiri terdapat berbagai divisi yang dibentuk seperti, fundraising, Human Resource Development (HRD), Empowerment Society, Informal education, Public Relation dan media. Setiap divisi di atas memiliki peran dan fungsi yang berbeda.


Komunitas kami mempunyai tempat binaan di kampung eks kusta kelurahan ballang baru Kota Makassar. Alasan kami memilih tempat ini sebagai binaan karena sebagian besar warganya adalah pengemis di Kota Makassar. Mereka mengemis dikarenakan sulitnya mendapatkan pekerjaan dengan keterbatasan fisik (cacat) dan pendidikan yang rendah.


Salah satu aktivitas yang akan segera saya lakukan mengawali 2019 adalah rapat kerja yang akan berlangsung pada tanggal 5–6 januari 2019. Rapat kerja dilakukan setelah kami mengevaluasi beberapa program kerja AIM di periode 2017/2018. Tujuaanya agar kesalahan-kesalahan pada periode seblumnya tidak terjadi pada periode 2018/2019.


Dari berbagai divisi di atas program kerja HRD selalu menjadi point penting setiap tahunnya. Karena program HRD terintegrasi dengan  divisi-divisi yang telah ada. Salah satu programnya adalah Aksi Indonesia Muda Open Volunteer (AIMOV). Program ini merupakan perekrutan anggota baru bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Women Empowerment project (WEP). WEP merupakan program pemberdayaan perempuaan yang berada di kampung eks kusta Kota Makassar. Program ini berupa pelatihan membuat keset kaki dari kain bekas.


Ada beberapa tujuan dari program ini seperti menurunkan angka pengemis di Kota Makassar, membentuk lapangan pekerjaan baru yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, melahiarkan kesadaran kritis pemuda tentang kemiskinan, dan dapat menambah penghasilan komunitas unuk digunakan kegiatan sosial lainnya.


Saat kami memutuskan program WEP sebenarnya banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang kami lakukan. Misalnya kemungkinan akan terjadi konflik karena bantuan untuk lapangan pekerjaan baru ini akan diminati oleh semua kalangan masyarakat sementara alat yang digunakan sangat terbatas. Selain itu pasar untuk program WEP juga belum ada. Tetapi karena niat tulus dan keinginan bekerja dari seluruh pengrus AIM kami tetap melanjutkan program tersebut.


Aksi Indonesia Muda Open Volunteer pun dibuka. Banyak pemuda-pemuda Kota Makassar yang sangat antusias mendaftar. Sambil menunggu pendaftaran perekrutan saya dan teman-teman belajar terlebih dahulu membuat keset sebelum mengajarkan ke volunteer dan volunteer ke masyarakat.
Beberapa teman juga coba mencari pasar dalam hal ini toko untuk mendapatkan pembeli tetap. Selama seminggu kami mencari pasar kami mendapatkan banyak penolakan. Sehingga ada rasa kecewa yang menghantui dan akan memutuskan menjual online saja. Tetapi saya mencoba menyemangati teman-teman untuk tetap mencari pasar karena kami butuh pembeli tetap bukan pembeli momentuman.


Saat sudah mencapai puncak kecewa, saya tiba-tiba mendapat inspirasi mengenai pembeli tetap. Saya menghubungi dompet dhuafa sulsel lalu ke kantornya untuk audiensi menjadi pembeli tetap. Alhamdulillah dompet dhuafa bersedia membeli setiap keset kami dan memberikan kami bahan baku tambahan. Rasa semangat kembali lagi.


Setelah pendaftaran ditutup kami mengadakan gathering bersama relawan untuk mengenalkan Aksi Indonesia Muda dan mengajari mereka untuk membuat keset kaki. Selain itu kami mengajarkan volunteer marketing karena keset kaki akan tetap di jual online walaupun pembeli tetap telah ada. Toh tidak ada salahnya menjual sekaligus mengenalkan program kami


Pada saat pelaksanaan kegiatan tanggal 2-3 Februari 2019  pihak dinas sosial juga turut hadir untuk mendukung langkah kami dan membuka acara.  Di hari itu banyak sekali ibu-ibu yang ikut terlibat untuk membuat keset kaki. Mereka sangat antusis mempelajari hal-hal baru yang tentunya akan menjadi pekerjaan tetap mereka kedepan.


Alhamdulillah kegiatan tersebut berjalan dengan lancar, walaupun terdapat beberapa kendala karena konflik yang kami sudah duga sebelumnya. Banyak ibu-ibu yang ingin bekerja tapi saat ini kami masih memiliki alat yang terbatas. Tetapi konfilik tersebut dapat kami atasi dengan baik dengan memberikan pemahaman ke ibu-ibu yang sangat antusias tersebut.


Kami berharap melalui program ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat kampung eks kusta dangko sehingga mereka tidak lagi mengemis. Aksi Indonesia Muda sendiri tentunya tidak hanya ingin membuat program-program momentuman yang tidak berkelanjutan dan hanya memiliki dampak sesaat saja. Kami benar-benar ingin membuat program yang dapat dinikmati terus oleh masyarakat bahkan saat kami tidak membantu mereka lagi.


Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama program berlangsung. Kami berharap semoga banyak pemdua-pemuda di Kota Makassar yang terinspirasi dan dapat melakukan banyak aksi nyata ketimbang mengkritik tanpa memberikan solusi.




Comments

Popular posts from this blog

Dangko Indahkan Ramadhan ( DINAR) 2018

Salah Kaprah