Media Sosial Mengerogoti Pikiran Sikap Pancasila Kian Tersamarkan

Media Sosial Mengerogoti Pikiran
Sikap Pancasila Kian Tersamarkan


Sumber : Google.com


Di era globalisasi ini, media sosial telah berkembang pesat tak tehindarkan lagi. Segala informasi yang terjadi di Nusantara dapat terkabarkan dalam sekejap mata. Mulai dari politik, kesehatan, hiburan dan berbagai informasi lainya. Semuanya dihidangkan semenarik mungkin untuk dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena itu Informasi tidak bisa dipandang sebelah mata lagi tapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap diri.

Seorang penulis akan menjadi aktor terhadap tulisan yang disampaikannya. Nilai-nilai dari susunan kata hingga menjadi kalimat utuh dapat menjadi acuan pemikiran setiap orang yang membacanya. Aktualisasi pemikiran  yang positif akan mewujudkan perilaku yang positif pula begitupun sebaliknya. Tetapi sangat disayangkan apabila nilai tulisan mengandung konten negatif berupa provokasi dan ujaran kebencian semata, tidak lain hanya untuk kepentingan diri dan golongan tertentu belaka.

Seperti di Indonesia saat ini isu-isu kian menyebar luas menggrogoti pemikiran hingga melahirkan kedengkian yang tidak berasaskan apapun. Media-media informasi pun dijadikan alat ampuh dengan peran penulis di dalamnya. Alih-alih sebagai penjaga demokrasi malah memilih menggadaikan tulisannya kepada sang pemilik modal dan kepentingan politik. Tanpa disadari paham-paham yang bergulir di masyarakat kian tersamarkan.

Apabila hal tersebut terjadi, demokrasi yang seharusnya lahir atas asas pancasila dapat terhindahkan dikalangan masyarakat. Keadilan, kemanusiaan, dan kerakyatan hanya akan menjadi sebuah imajinasi. Kurangnya kesadaran diri dalam menyampaikan kebenaran menjadi faktor utama. Padahal sudah seharusnya seorang pengguna media sosial mengambil sikap untuk menyampaikan kebenaran. Bukan malahan membuat opini publik yang tak semestinya.

Melihat fenomena ini tidak ada siapapun yang berhak untuk disalakan. Baik itu pemilik, penerima, maupun penyebar informasi. Semua kembali pada kesadaran diri masing-maising. Walupun di Indonesia memiliki keberagaman agama, suku, ras, dan golongan lantas tidak menjadi alasan untuk berbeda dalam menyikapi informasi yang beredar. Oleh karena itu Pancasila hadir sebagai pengambilan sikap dalam menyebarkan informasi di media sosial dan juga mengatasi keberagaman informasi. Sebab dengan sikap pancasila mampu melahirkan kebenaran-kebenaran, cinta tanah air, dan saling menghargai keberagaman.

Pancasila sendiri lahir atas dasar kristalisasi budaya-budaya bangsa Indonesia. Segala perilaku maupun kebiasaan yang ada, dirangkum menjadi satu kesatun dalam setiap butir pancasila. Sehingga nilai yang terkandung di dalamnya sudah ada dalam setiap individu. Upaya penting yang perlu dilakukan saat ini adalah menjaga nilai persatuan agar dapat menjadi tameng terhadap nilai-nilai yang muncul diluar pancasila.

Sudah saatnya keberagaman tidak menjadi kendala dalam menyebarkan informasi di media sosial. Selama informasi yang disebarkan masih dalam koridor yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Karena pada hakikatnya setiap individu saling membutuhkan satu sama lain. Begitupun kebutuhan akan informasi. Kita tidak bisa menyalahkan perkembangan zaman tapi yang harus jadi perhatian penting adalah bagaimana agar kita bisa menyesuaikan zaman dengan tetap mempertahankan nilai yang sudah mengakar dalam setiap diri. 

Comments

  1. Bismillah.
    Isinya bermanfaat. Sebagai pintu informasi memang seharusnya media menyebarkan info yang menarik, itu sudah jelas. Dan akan lebih baik lagi kalau selain menarik informasinya juga benar dalam mempengaruhi orang. Ini yang paling utama.

    Kesadaran dan keinginan untuk terus menggali informasi agar tidak terjebak dalam pemikiran-pemikiran yang sesat dan menyimpang dari nilai-nilai Pancasila harus selalu ditingkatkan. Berita-berita hoax dan provokasi sangat berbahaya.

    Semoga tulisan ini menjadi tulisan awal untukmu saudara menuliskan keresahan yanga ada di negeri kita. Tetap semangat!

    ReplyDelete
  2. Terima Kasih atas sarannya saudara Fuad

    ReplyDelete
  3. Ingatlah dengan siapa kita tinggal, selektif menyebarkan informasi, menguji kebenaran informasi yg kita dapat, hindari bullying, hindari akun fake dan asusila jika bijak menggunakan sosial media

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Women Empowerment Project

Sales Engineer, Peluang dan tantangan.

Dangko Indahkan Ramadhan ( DINAR) 2018