Pagi Hari
Terdengar suara azan dari puncak
sebuah menara. Sebagian lekas bangun menyambutnya tapi tidak sedikit yang pulas
berbaring di tempat tidurnya. Bapak-bapak tampak terlihat jalan satu per satu
dari kegelapan memakai sebuah sarung kotak-kotak dengan gulungan yang telah mantap
di pinggang.
Matahari dari kejauhan tampak
masih begitu malas untuk menampakkan dirinya. Tapi selalu akan terbit di ufuk
timur yang sama. Tak pernah ingkar janji kecuali atas perintah yang
menciptakannya. Apabila ia ingkar maka tidak akan lagi ada kata-kata hanya menyisahkan
penyesalan yang dalam.
Kota Makassar begitu indah di pagi hari, kendaraan masih begitu
sepi urusan dunia masih belum lagi terjadi. Saya bunyikan motorku dengan mesin empat
tak yang masih mulus terdengar di gendang telinga. Ku coba tunggangi melihat
kota dari sisi yang lain.
Ku arahkan motorku menuju sudut Kota Makassar tepatnya
pelabuhan paotere. Selain sebagai pelabuhan di sana juga terdapat pasar ikan.
Jika ingin mencari ikan segar kesanalah di pagi hari. Pukul 06.00 tampak dari
jauh pasar begitu ramai dan kapal-kapal nelayan yang sedang singah di bibir
dermaga.
Susunan kapal tampak rapi bagaikan upacara baris-berbaris. Para
nelayan sangat sibuk mengangkut ikan dari keranjang. Ukuran ikan berbagai rupa
dari kecil, sedang hingga besar. Ikan yang masih begitu segar baru beberapa
hari setelah ditangkap.
Saya berjalan-jalan melihat kegiatan jual beli yang begitu
sibuk. Terdengar suara teriak-teriakan dari berbagai sudut pasar menyebutkan
harga dengan berbagai macam ikan yang saya tak tau bentuknya. Setelah melewati
pasar kita akan melihat dermaga dengan sejumlah kapal tepat berada di depan.
Saya menghampiri beberapa nelayan, menanyakan beberapa pertanyaan.
Sambil bekerja mereka bercerita bahwa butuh waktu 10 -15 hari untuk mencari
ikan di lautan. Dengan persiapan es balok 15 buah sebagai pengawet ikan agar terlihat
segar.
Dari beberapa orang yang saya temui ternyata mereka bukanlah
benar-benar seorang nelayan. Artinya mereka ke laut bukan untuk menangkap ikan
tapi mengumpulkan ikan (pengepul). Seorang pengepul akan mengumpulkan ikan-ikan
dari nelayan kecil yang ada di lautan dan nelayan yang ada di pulau-pulau.
Sekian banyak kapal berjejer ternyata saat itu hanya
dua kapal yang benar-benar seorang nelayan. Kapal dengan banyak jaring-jaring
di atasnya dan orang yang tampak sibuk mengangkut ikannya. Ternyata butuh
banyak proses perpindahan tangan ikan agar sampai di dalam perut kita. Pantas
saja harga ikan cukup tinggi.
Hal ini bisa jadi tugas pemerintah. Walaupun laut
Indonesia cukup baik saat ini. Ya, tidak lain berkat kerja keras Mentri Susi
Pudjiastuti. Selain perbaikan sektor ilegal fishing pemerintah perlu juga penanganan mengenai
distribusi ikan yang tak perlu lagi
berpindah tangan berkali-kali. Bila perlu nelayan kecil bisa langsung menjual
ikannya dan masyarakat dapat membeli.
sumber gambar : https://pixabay.com
Comments
Post a Comment