Menyelesaikan Apa Yang Belum Di Mulai
Menyelesaikan Apa
yang belum di mulai
Semua orang ingin menjadi
pemenang dalam hidupnya masing-masing. Menang dalam berbagai perlombaan maupun
menang karena telah sukses menaklukan kompetisi kehidupan. Tetapi setiap
kemenangan butuh rintangan, pengorbanan dan kegagalan. Butuh proses yang panjang
yang menguras finansial, waktu, dan tenaga.
10 maret 2018 lalu saya
dikategorikan sebagai pemenang. Menang dari beberapa
kegagalan yang telah saya lalui sebelumnya. Kegagalan kecil yang masih bisa
membuat saya bangkit untuk sedikit bermimpi, yang sebenarnya itu belum apa-apa.
Kemenangan ini akan saya jadikan sebuah pelajaran untuk kerap memperbaiki diri
dengan semangat berbagi.
Sebelumnya September 2017 adalah awal
ketika saya torehkan tinta hitam di kertas putih untuk menggapai sebuah
kemenangan. Beserta kata-kata yang selalu keluar dari mulut yang tak bisa lagi bersembunyi. Saya memberitahukan kepada orang terdekat bahwa semester ini kami harus
memegang piala. Yang jikalah bisa, piala itu digenggam bukan di tanah timur Indonesia
melainkan di tanah barat Indonesia.
Dengan kebulatan tekad, semangat
dan tindakan saya mencoba berselancar di
internet untuk mencari beberapa kompetisi. Setelah hati telah mantap saya
memilih mengikuti kompetisi Indonesia Studentpreneur
Summit Batch 4 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
Tanpa harus pikir lama lagi saya langsung mengajak dua orang untuk bergabung.
Sebut saja mereka Rahmad Rahardi (Teknik Industri) dan Muh. Noor Fuad (Teknik
Mesin).
Setelah berdiskusi panjang kami
akhirnya sepakat dengan ide yang coba saya tawarkan. Dengan berbagai
pertimbangan dan saran kami putuskan untuk mengirim abstrak. Beserta Doa dan
sedikit harapan senantiasa mengiringinya. Tepat bulan November seleksi abstrak
di umumkan. Alhamdulillah tim kami (Ewako 09) berhasil lolos beserta 70 tim
terbaik lainnya dari seluruh Indonesia.
Rasa senang dan bahagia datang
menjadi satu karena akan menuju tahap selanjutnya yaitu pengumpulan Full Paper. Tetapi pada saat itu pula kami
memasuki libur semester. Masing-masing dari mereka Ardy dan Fuad mempunyai
agenda tersendiri yang sudah direncanakan jauh hari sebelumnya. Ardy akan
menghabiskan liburnya dengan kuliah praktek (KP) sedangkan si Fuad akan ke
Jeneponto bertemu dengan sang keluarga. Oleh karenanya saya mengusulkan agar
bertemu sekali saja di warung kopi untuk membahas mengenai pengerjaan Full Paper. Sebelum mereka sibuk dengan agendanya masing-masing.
Karena komunikasi yang tidak intents dan tidak ketemu pengerjaan Full Paper selalu di
tunda-tunda. Akhirnya kami harus mengirim Full
Paper satu jam sebelum penutupan. Rasa menyesal mengumpat dalam hati karena waktu libur
yang begitu panjang untuk mengerjakan di buang begitu saja. Walaupun demikian
kami tidak pesimis dan selalu berdoa kepada sang empunya waktu dan rezeki agar senantiasa diberikan hasil yang terbaik.
Setelah itu waktu perkuliahan
telah masuk. Kini kami disibukkan dengan berbagai agenda kuliah yang akan
menumpuk. Harus bertemu pembimbing akademik sebelum mengisi KRS dan berbagai
kegiatan- organisasi intra maupun ekstra yang kami ikuti. Di sela-sela
kesibukan tersebut lomba yang kami ikuti kian terkikis dalam ingatan.
Tepat jam 11 malam saya masih
begitu ingat saat hujan deras mengguyur Gowa dan saat itu pula saya sedang
memasang spanduk 3D di depan kampus untuk persiapan kegiatan bedah buku HMM FT-UH yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan.
Seperti biasa saya sering membuka
smartphone, tanpa disengaja saya melihat pengumuman kompetisi yang kami
ikuti. Alhamdulillah nama tim kami tercantum (Ewako 09).
Semangat hadir kembali bagai badai
hujan yang tak tertahankan. Ingatan harus di tajamakan kembali. Tetapi saat itu kami merasa bingung. Karena biaya tiket pesawat dan regsitrasi
cukup menguras kantong . Dengan
berbagai pertimbangan saya memberitahu kepada Fuad dan Ardy bahwa saya tidak
akan pergi ke Jogjakarta apabila menggunakan biaya saya sendiri.
Tetapi Ardy selalu mengajarkan
saya tentang optimistis. Dia berkata bahwa kita pasti bisa pergi dengan bantuan biaya Rektorat Universitas Hasanuddin. Olehnya itu kami sesegera mungkin mempersiapkan
segala keperluan adminstrasi mulai dari rekomenadasi, proposal dan surat
permohonan dana.
Setelah penantian panjang mengurus
hal tersebut yang begitu menguras emosi dan tenaga. Akhirnya kami mendapatkan dua buah tiket pesawat. Kami sangat bersyukur karena mendapatkan dua buah tiket tersebut
secara gratis setidaknya beban kami sedikit berkurang. Tetapi lagi-lagi Ardy memberitahu kepada saya bahwa kita masih bisa
mendapatkan satu tiket lagi dengan nada yakin dan percaya diri plus bercanda
seperti biasanya. Dengan catatan kita langsung bertemu dengan Wakil Rektor (WR)
III untuk audiensi ujarnya.
Sayapun sepakat untuk mencoba hal
tersebut walaupun ada sedikit keraguan. Karena selama ini setiap mahasiswa yang mengikuti lomba tidak pernah di biayai sepenuhnya. Beliau merupakan orang yang sibuk sehingga kami cukup
sulit untuk menemuinya. Perjalanan menuju Gowa – Makassar maupun sebaliknya kami lakukan hampir setiap
hari. Jarak yang cukup jauh, teriknya matahari Sulawesi, bahkan kami sempat ditabrak motor.
Semua itu terbayarkan karena menemui WR III di ruangannya.
Kami langsung memperkenalkan diri
dan menceritakan maksud kami menemui beliau. Kami diberikan kesempatan untuk
meyakinkan dan menceritakan ide kami. Setelah kurang lebih 15 menit bercerita beserta
pertanyaan-pertanyaan lucu dari beliau. Kami diberikan rekomendasi untuk
mendapatkan satu tiket lagi ke jogjakarta. Alhamdulillah.
7 Maret 2018 kami akan berangkat
dengan pesawat Lion Air menuju Jogjakarta. Ketika kami tiba di Bandara Sultan Hasanuddin.
Ardy mengeluarkan lagi kata-kata bijak yang sering saya ketawa karenanya “Suhandi sebelum kita mulai (Lomba) kau harus selesaikan
terlebih dahulu, Anggaplah saat ini kita sudah pulang dan memegang piala”. Kata-kata yang kelihatannya remeh dan
sulit untuk dimengerti tapi Ardy Saat itu mencoba membangun mindset kami.
Pukul 17.30 WIB kami sampai di
Bandara Adi Sucipto Jogjakarta. Setelah melakukan penerbangan yang cukup
menegangkan karena cuaca yang sangat buruk mengakibatkan turbulensi
yang menakutkan. Setelah tiba di penginanpan agenda selanjutnya yaitu mengikuti
technical meeting dan disitulah kami bertemu
dengan beberapa Universitas yang lolos seleksi 20 besar. Di antaranya UGM, ITB,
ITS, IPB Universitas Brawijaya, Universitas Sebelas Maret, Universitas Andalas,
Universitas Udayana, dan Universitas Prasetya Mulya.
Univeritas-universitas besar yang
terkenal akan prestasinya. Tetapi kami tidak pesimis kami senantiasa optimis memperoleh
hasil yang terbaik dan mengharumkan nama Universitas Hasanuddin. 9 maret 2018
kami presentasi di Pertamina Tower FEB UGM. Memakai baju adat Makassar walaupun
sebenarnya kami bukan orang Makassar. Setelah presentasi seharian kami langsung
melepas ketegangan dan kepenatan dengan berlibur ke desa wisata Kaki Langit Mangunan. Desa yang begitu indah dengan segala pemandangan dan keunikannya. Keesokan harinya kami pulang kembali ke hotel.
10 Maret 2018 sebelum malam
pengumuman dua orang teman saya ini selalu berkata agar tindakan yang kami lakukan
jangan terburu-buru. Padahal saat itu kami sengat terlambat pergi ke bis yang sedari tadi menunggu. Waluaupun demikian kami kembali bersama-sama berdoa menyatukan
niat dan harapan. Menghadirkan ketenangan jiwa dalam setiap diri
Sesampainya di Aula kami duduk melingkar di sebuah meja yagn telah dipersiapkan sebelumnya sembari makan dan menunggu pengumuman. Walaupun tidak janjian sebelumnya kami bertiga senantiasa menyebut nama Allah saat itu (saya mengetahui setelah pengumuman). Dengan perasaan tegang melihat nama tim kami masuk nominalis pemenang. Hati bertanya-tanya apakah kami bisa menang ??
Sesampainya di Aula kami duduk melingkar di sebuah meja yagn telah dipersiapkan sebelumnya sembari makan dan menunggu pengumuman. Walaupun tidak janjian sebelumnya kami bertiga senantiasa menyebut nama Allah saat itu (saya mengetahui setelah pengumuman). Dengan perasaan tegang melihat nama tim kami masuk nominalis pemenang. Hati bertanya-tanya apakah kami bisa menang ??
Keajaiban hadir Tim Ewako 09 disebut
sebagai 2nd Best Project Indonesia Studenpreneur
Summit Batch 4. Alhamdulillah kami sengat senang dan terharu memperoleh hasil
tersebut. Hasil yang sangat kami tidak di sangka-sangka sebelumnya. Usaha dan
kerja keras kami selama ini akhirnya terbayarkan.
Hasil ini berkat Allah SWT, orang
tua kami, pihak Universitas terutama WR III yang senantiasa mendukung kami. Beserta
teman-teman yang selalu meberikan semangat. Dan saya sangat berterima kasih
kepada dua orang partner saya Ardy dan Fuad
yang selalu mengajarkan saya optimistis dengan ketenangan disetiap tindakan. Mengajarkan saya bagaimana caranya tertawa di saat suasana tidak lagi kondusif. Kemenangan ini menjadi kemenangan pertama dalam sejarah hidup saya. Kemenangan juga bagi mereka.
Benarlah kata Ardy bahwa saya
harus menyelesaikan sebelum memulai. Kalimat ini sarat akan makna yang dalam. Makna
yang mengajarkan tentang mindset. Seperti Hukum III Newton ( Aksi = Reaksi ).
Begitu pula cara kerja mindset. Setiap mindset postif yang kita keluarkan dari
dalam diri maka mindset itu akan dikembalikan oleh alam kepada kita dengan sama
besarnya.
Keep On Fighting Till The End
Alhamdulillah... Saya share di blogku ya.
ReplyDeleteZangarnya,,
ReplyDeleteSiapp terima kasih. Bantu share yah
ReplyDelete