Berkunjung Ke Desa Belapunranga
Berkunjung Ke Desa Belapunranga
Sebagai seorang mahasiswa kita
tidak hanya di tuntut untuk belajar di ruang-ruang kelas, melainkan juga
belajar di lingkungan sekitar. Salah satu tempat belajar yang menarik adalah
masyarakat. Karena dalam masyarakat terjadi begitu banyak problematika sosial
yang perlu segera diselesaikan.
Organisasi kemahasiswaan, komunitas,
dan lembaga sosial adalah sarana untuk mencapai pembelajaran di lingkungan
masyarakat. Berbagai kegiatan diadakan organisasi untuk tetap mempertahankan
eksistensinya. Tetapi hanya organsasi yang menyentuh masyarakatlah yang akan
selalu di kenang karena pengabdiaanya.
Himpunan Mahasiswa Mesin Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin salah satu organisasi kemahasiswaan yang saya
geluti saat ini. HMM FT-UH adalah tempat saya belajar mengembangkan pengetahuaan
berbasis keilmuan. HMM FT-UH hadir untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan tri
dharma perguruan tinggi salah satunya adalah pengabdian masyarakat.
Selasa sore, 7 Agustus 2018 saya
bersama beberapa pengurus HMM FT-UH akan ke desa Belapunranga kelurahan
Parangloe Kabupaten Gowa Sulsel. Desa ini merupakan desa terpilih sebagai
lokasi pengabdian HMM FT-UH. Pada 16 Februari 2018 lalu desa ini mendapatkan bantuan alat
pemipil jagung yang dibuat oleh mahasiswa teknik mesin angkatan 2016. Alat ini
akan memisahkan biji-biji jagung dari tongkolnya dengan cepat.
Tujuan kami ke desa Belapunranga
adalah untuk melihat bagaimana kebermanfaatan dan keberlanjutan alat yang kami
bawa sebelumnya. Setelah bertemu denga salah seorang warga yang mengurus mesin
ini ternyata terdapat beberapa permasalahan. Daya alat pemipil jagung 750 watt begitu besar. Sehingga tidak cocok digunakan oleh beberapa warga sekitar.
Desain alat juga masih perlu
diperbaiki terutama saat pemisahan jagung dengan tongkolnya. Menurut warga
sebaiknya dibuatkan jalur agar tongkol jagung yang terbunag dapat dibuatkan
tempat tersendiri. Sehingga saat proses pembersihan dapat berlangsung efisien. Estetika alat ini juga
masih perlu diperbaiki agar dapat mudah di bawa ke mana-mana.
Dari pertemuan tersebut saya
melihat bahwa alat yang kita tawarkan di masyarakat kadang tidak sesuai dengan
perencanaan. Oleh karena itu kesesuaian perencanaan dan realitas sosial sangat
perlu diperhatikan. Seperti pemipil jagung ini yang awal percobaan bagitu
menarik minat warga. Tetapi setelah berlangsung beberapa bulan ternyata banyak
kendala yang perlu diperbaiki segera mungkin.
Walaupun masih banyak kekurangan
itu bukan masalah. Yang paling penting adalah niat untuk mengabdi ke masyarakat
dan juga terus berinovasi agar alat, produk, mesin yang direncanakan dapat sesuai
kebutuhan yang ada.
Setelah mencatat beberapa hal
yang perlu diperbaiki dari mesin pemipil jagung. Selanjutnya adalah bersiap-siap
pulang ke kampus. Kami mengucapkan terima kasih kepada warga karena telah
menerima kami dengan baik seraya bersalamann lalu pergi ke kendaraan masing-masing.
Saat kembali ke kampus, perjalanan
yang ditempuh kurang lebih 30 menit. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan
pemandangan bendungan bili-bili yang begitu luas nan mempesona. Bendungan ini berfungsi
untuk irigasi lahan pertaniaan sekaligus sebagai pembangkit listrik.
Terima Kasih
Sulfadli Bahri, imam Adli Agil, Muh
Yusuf, Hisbullah, dan Adam
Keep On Fighting Till The End
Masih pembelajar
Comments
Post a Comment