Palu dan Donggala, Bangkit


Palu dan Donggala, Bangkit




Selesai melaksanakan sholat magrib di Confie Cafe tersiar kabar melalui media sosial bahwa telah terjadi gempa di Kabupaten Donggala dan Kota Palu Sulawesi Tengah. Saya pikir gempa tersebut hanyalah guncangan biasa saja sampai saya melihat kabar terbaru bahwa gempa tersebut berkekuatan 7.7 SR. Kekuatan yang lebih besar lagi dari gempa yang menghancurkan lombok sebulan yang lalu.

Setelah dari confie cafe saya langsung pulang ke kosan untuk merebahkan badan. Karena telah menggikuti capacity builidng mengenai public speaking. Sambil tiduran saya membuka media sosial, dan berita terkait gempa yang terjadi di Sulawesi Tengah.

Dari penulusuran saya telah banyak beredar vidio-vidio mengenai gempa. Dari vidio tersebut tampak terlihat rumah-rumah rubuh dan berpindah posisi.  Gempa juga di susul tsunami yang menerjang dan menghancurkan rumah-rumah yang berada di bibir pantai.

Setelah bosan melihat layar smartphone, saya memutuskan untuk cepat tidur malam ini. Walaupun tidak mempunyai keluarga di Sulawesi Tengah tapi jika mendengar kata musibah saya selalu saja merasa cemas dan takut. Sebelum tidur saya coba menghubungi teman sekaligus junior saya di Aksi Indonesia Muda bahwa besok kita harus ketemu di daun coffe.

Sabtu, 29 September pukul 17.00 wita kami sudah ada di daun coffe, Sembari menunggu sholat magrib yang akan segera tiba kami memesan minuman dan makanan. Pertemuan saya kali ini akan membahas tentang bantuan apa yang mesti kita lakukan terkait bencana yang terjadi kemarin di Sulawesi Tengah. Saya kemudian menuliskan rencana aksi-aksi yang akan komunitas kami lakukan untuk membantu korban bencana.

Saya merancang aksi tersebut membentuk sebuah mind mapping yang bertuliskan batas waktu penggalangan donasi, target jumlah donasi, lembaga penyaluran, bahkan menulis media-media yang dapat membantu menyebarkan informasi donasi kami nantinya.

10 juta rupiah jadi target dana yang saya tulisakan, dengan waktu maksimal seminggu. Kami memutuskan untuk membuat pamflet donasi yang nantinya akan disebar melalui media sosial. Pamflet  selesai kurang lebih pukul 23.00 wita, laptop kami matikan dan meja segera dibersihakn. Setelah membayar di kasir kami lalu pulang.

Minggu, 30 Oktober 2018.

Pagi ini udara begitu segar segar.

Pagi ini, saya dapat bangun dari tidur seperti biasanya dengan sarapan yang cukup menambah energi sampai matahari segaris kepala.

Pagi ini saya bertanya-tanya.

Apa kabar mereka yang di sulawesi tengah?

Apa kabar mereka yang tertimbun reruntuhan bangunan dan lumpur hingga jiwa dan raga tak lagi menyatu.



Pagi ini saya membuka smartphone lalu menyebarkan pamflet ke media sosial dan grup-grup yang ada. Semua kerabat dekat maupun jauh tak luput saya hubungi satu per satu. Saya meminta tolong kepada mereka untuk membantu menyebarkan pamflet atau bisa juga berdonasi sesuai kemampuan mereka.

Setelah pamflet sudah tersebar ke mana-mana. Banyak masyarakat yang begitu antusias untuk menyumbang. Mulai dari selimut, pakaiaan, makanan dan uang. Menjelang beberapa jam saja uang sebesar Rp 500.000,00 sudah masuk di rekening Aksi Indonesia Muda.

Selain mengalang dana secara online kami juga turun ke jalan untuk meminta bantuaan kepada masyarakat selama dua hari, yaitu pada hari selasa dan rabu. Alhamdulillah dari hasil dua hari itu kami mendapatkan Rp100.000,00.

Selain kami, banyak juga elemen masyarakat, organisasi, lemabaga, dan kampus yang turun ke jalan menggalang dana. Kurang lebih selama seminggu setelah kejadiaan bencana, hampir disemua lampu merah yang ada di Kota Makassar terdapat orang berbondong-bondong menggalang dana. Saya sangat haru karena sampai sejauh ini masih banyak warga Kota Makassar yang peduli antar sesama.

Apalagi setelah tersiar kabar bahwa ada ratusan warga Sulawesi Tengah yang akan datang mengungsi ke Kota Makassar. Warga tak tanggung-tanggung datang beramai-ramai membawa pakaian, makanan, selimut, obat-obatan dan berbagai kebutuhan lainnya. Hingga RS tajudin, RS Wahidin, dan asrama haji penuh dan tak mampu lagi memuat barang-barang tersebut.

Selama seminggu menggalang dana, banyak masyarakat begitu antusias untuk menyumbang melalui kami. Hampir setiap hari mereka menghubungi kami untuk menjemput barang-barang di kediamannya di Kota Makassar. Bahkan terdapat juga orang yang berdonasi uang di luar dari Kota Makassar seperti takalar, Semarang, Jawa Barat, bahkan dari luar negeri Jepang dan Eropa.

Setelah semua dana terkumpul. Minggu, 7 oktober 2018 Kami membeli minuman dan pakiaan dalam untuk disalurkan langsung ke palu melalui Aksi Cepat Tangga (ACT) dengan total donasi kurang lebih Rp9.604.00,00 Kurang Rp400.000,00 untuk target yang kami sudah tentukan.

Walaupun demikiaan beberapa hari yang lalu setelah telah lama menutup donasi masih ada juga orang-orang dermawan yang mempercayakan uangnya ke kami untuk di salurkan Sebesar Rp2.500.000,00 dan Rp600.000,00. Olehnya itu kami sangat bersyukur atas semua pihak yang telah membantu kami sejauh ini. Semoga Sulawesi tengah dapat bangkit kembali seperti sedia kala.

#sulawesitsengah
#Kuat
#Bersama
#AksiIndonesiaMuda







Comments

Popular posts from this blog

Women Empowerment Project

Sales Engineer, Peluang dan tantangan.

Dangko Indahkan Ramadhan ( DINAR) 2018