Peer to Peer Lending (P2P Lending) Berbasis Investasi Sebagai Solusi Pemberdayaan Perempuaan Melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM )




Peer to Peer Lending (P2P Lending) Berbasis Investasi Sebagai Solusi Pemberdayaan Perempuaan Melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
  ( UMKM )




Indonesia merupakan negera terbesar keempat dunia dengan jumlah penduduk pada tahun 2018 mencapai 265 juta jiwa, dengan perempuan sebanyak 131,9 juta jiwa sisanya laki-laki. Menurut kelompok umur, jumlah populasi perempuan Indonesia yang berusia 0-19 tahun mencapai 45,31 juta jiwa. Kemudian yang berumur 20-64 tahun sebanyak 86,57 juta jiwa dan sisanya, yakni 8,3 juta jiwa berumur lanjut usia (65 tahun ke atas) (Badan Pusat Statistik, 2018)

Jumlah penduduk Indonesia yang besar berarti Indonesia memiliki  sumber daya manusia yang cukup untuk mendorong keberhasilan  pembangunan ekonomi, karena sumber daya manusia adalah modal penting  penggerak roda pembangunan ekonomi. Namun, di sisi lain jumlah sumber  daya manusia yang besar jika tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan  kerja akan menimbulkan masalah yaitu pengangguran.

Tingginya pengangguran akan menurunkan kesejahteraan masyarakat karena pendapatan yang diperoleh menurun sehingga menyebabkan kemiskinan. Jumlah pengangguran sendiri munurut Badan Pusat Statistik pada februari 2018 adalah 6,87 juta orang dari jumlah angktan kerja 133,94 juta orang. Berarti masih ada sekitar 5,12 persen penduduk Indonesia yang menganggur itu jika hanya di hitung dari angkatan kerja saja.

Penangguran-pengangguran tersebut saat ini didominasi oleh perempuan. Menurut Badan Pusat Stastik (2018) di sektor informal dan formal Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) atau rasio jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja laki-laki sebesar 83,01 persen sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 55,44 persen. Hal ini diperparah dengan penduduk peremupuan yang tidak masuk angkatan kerja dan berprofesi mengurus rumah tangga masih juga begitu besar 36,01 juta orang.

Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan penganguran perempuan di Indonesia seperti tradisi atau budaya Indonesia yang cenderung lebih baik mengurus rumah tangga terutama setelah melahirkan anak, ketidaksetaraan gender, sulit memasuki pasar kerja sektor formal, adanya diskriminasi pekerjaan bagi perempuan, dan budaya di Indonesia yang memetakan peran dan kedudukan perempuan (Novianti,2018).

Berdasarkan fenomena tersebut perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini seharusnya mampu mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan pengangguran di Indonesia. Saat ini saja banyak muncul pekerjaan-pekerjaan sektor informal baru yang tidak di perkirakan sebelumnya akibat dari teknologi itu sendiri. Salah satu contoh sektor informal saat ini yang banyak digeluti adalah Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM).

Olehnya itu pengangguran khususnya perempaun seharusnya bisa mengambil peluang tersebut apalagi hanya sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) pada krisis global tahun 1997 dan 1998 yang mampu tetap berdiri kokoh. Data Badan Pusat Stastistik merilis keadaan tersebut pasca krisi ekonomi jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat pertumbuhannya, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja samapai tahun 2012. Bahkan hingga pada tahun 2017 jumlah UMKM diperkirakan berkembang sampai lebih dari 59.000.000 unit dengan menyumbang 60 % Produk Domesitik Bruto Indonesia (PDB) dan mampu menyerap hingga 87 persen tenaga kerja di Indonesia (Bank Indonesia, 2017)

Walaupun demikian banyak juga permasalahan yang dihadapi dari sektor UMKM itu sendiri. Berdasarkan data Bank Indoenesia ada dua jenis permasalahan yang kerap dihadapi oleh UMKM. faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi Modal, Sumber daya manusia, akuntabilitas, dan hukum. Sedangkan faktor eksternal meliputi iklim usaha, infrastruktur, dan akses
Dari faktor-faktor di atas kendala yang paling krusial yang dihadapai adalah mendapat akses atau pembiayaan dari perbankan. Sekitar 60-70% UMKM belum mendapat akses. Diantara penyebabnya, hambatan geografis. Belum banyak perbankan  mampu menjangkau hingga ke daerah pelosok dan terpencil. Kemudian kendala administratif karena masih di sektor informal, manajemen bisnis UMKM masih dikelola secara manual dan tradisional, terutama manajemen keuangan.

Solusi untuk mengatasi kendala pembiayaan tersebut apabila penggunaan teknologi yang inovatif  ikut berperan andil di dalamnya. Perpaduan antara konsep sharing econmy dan tekonologi tentunya dapat melahirkan sebuah inovasi mengenai pembiayaan UMKM. Salah satunya penggunan Peer to Peer Lending (P2P Lending).

P2P landing adalah suatu proses memberikan pembiayaan kepada individu atau kelompok yang mempunyai bisnis atau akan merintis bisnis. Begitu juga sebaliknya seseorang atau kelompok bisnis atau yang akan merintis bisnis dapat mengajukan pembiayaan. Seharusnya P2P landing yang sudah ada selama ini dari bentuk pimnjam modal diubah ke sebuah plaform berbasis investasi. Metode ini sangat tepat karena menguntungkan kedua bela pihak. Apbila seorang atau kelompok bisnis ingin mengajukan pinjaman untuk mendapatkan investor  maka model bisnis yang ditawarkan di platform P2P landing harus juga inovatif.

Selain itu platform ini hanya di khusukan bagi perempuan yang sudah mempunyai usaha mapun yang baru merintis usuaha. Di dalam platform tersedia juga perkiraan keuntungan yang diperoleh ketika seseorang mengivestasi di sebuah usaha. Di platform nantinya akan dimunculkan usaha-usaha yang potensial untuk digeluti dan pengelolaan adminstrasi, keuangan pemilik usaha akan transparan secara jelas dalam sebuh platform.

Hadirnya platform investasi seperti ini dapat sangat membantu perempuaan yang ingin bekerja di sektor informal. Ditambah lagi Perempuan dapat merintis usaha dengan waktu yang lebih fleksibel. Mereka dapat membuka usaha sekaligus mengurus keluarganya sehingga mampu menyerap 36,01 juta orang untuk bekerja. Melalui inovasi ini diharapakn  UMKM dapat menopang visi Indonesia di tahun 2045 dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar ke-4 dunia dan dapat menjadi kekuatan ekonomi Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Women Empowerment Project

Sales Engineer, Peluang dan tantangan.

Dangko Indahkan Ramadhan ( DINAR) 2018